Tanggul Irigasi di Candra Jaya Dikeruk, Tanah Negara Diduga Dijual Seenaknya

Tubaba, Lampung, Lingkarmerah.my.id – Aset negara kembali dirampas tanpa rasa malu. Di Tiyuh Candra Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), tanggul irigasi yang semestinya menopang ketahanan pangan justru dihancurkan. Alat berat dikerahkan untuk mengeruk tanah tanggul, lalu hasil kerukan dimuat ke truk dan dibawa entah ke mana.
Mirisnya, aksi itu dilakukan terang-terangan. Nano, warga setempat, dengan santai mengaku bahwa lahan tersebut adalah miliknya. Ia berdalih rutin membayar pajak tanah setiap tahun.
“Semua tanggul di sini sudah dibongkar, tinggal punya saya yang belum karena masih ada pohon albasia. Irigasi ini sudah lama tidak terpakai, airnya tidak ngalir puluhan tahun. Tanah ini saya beli dulu dari Pak Ibrahim, jadi milik saya. Mau saya tutup karena tidak ada perbaikan,” ucapnya enteng.
Keterangan Nano jelas menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin saluran irigasi yang dibangun dengan uang rakyat bisa diklaim sebagai tanah pribadi, lalu dikeruk dengan alat berat? Lebih janggal lagi, ia mengaku sudah mendapat “lampu hijau” untuk menggunakan alat berat.
Camat Tulang Bawang Tengah, Achmad Nazaruddin, S.I.P., M.I.P., menegaskan perlunya langkah tegas pemerintah daerah agar aset irigasi tidak terus dipreteli.
“Harapan kami, OPD atau dinas terkait memberikan kepastian hukum dan ketegasan. Irigasi itu untuk kepentingan pertanian dan ketahanan pangan, bukan untuk dialihfungsikan seenaknya,” tegasnya.
Kasus di Candra Jaya menambah daftar panjang perampasan aset irigasi di Tubaba. Dari rumah permanen yang berdiri di bahu irigasi, pembangunan swalayan yang diduga menjorok ke lahan irigasi, hingga pengerukan tanggul seperti ini.
Sungguh ironis, aset negara yang seharusnya menjaga program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto justru dikuasai segelintir orang demi keuntungan pribadi. Jika pembiaran ini terus berlangsung, bukan hanya petani yang merugi, tetapi juga masa depan pangan daerah yang kian terancam.
(Pedia HT/Imam)