Tulang Bawang Barat, lingkarmerah.my.id – 13/08/2025 – Aroma ketidakberesan menyelimuti proyek pembukaan badan jalan lingkungan di RT 13 RW 3. Proyek yang seharusnya mengedepankan keterbukaan justru berjalan dalam “mode senyap” — tanpa papan informasi, tanpa sosialisasi, dan tanpa melibatkan aparat lingkungan setempat.
Ketua RT 13 RW 3, Maskuni, tak kuasa menyembunyikan kegeramannya. Ia mengaku sama sekali buta soal detail proyek tersebut — mulai dari panjang jalan, nilai anggaran, hingga siapa sebenarnya pihak pelaksana.
“Saya nggak tahu, Mas. Panjang jalannya berapa, anggarannya berapa, nggak ada yang kasih tahu. Saya juga nggak pernah dilibatkan. Papan informasi nggak ada. Yang saya lihat, alat berat dibawa oleh seorang caleg gagal dari PDIP, dan pekerjaannya diawasi Kapri,” ujarnya tegas.
Saat tim media menelusuri ke Kapri, yang disebut sebagai pengawas lapangan, jawaban yang diperoleh justru kian menguatkan dugaan proyek “gelap” ini.
“Dari awal nggak ada rundingan, tiba-tiba alat berat masuk. Saya cuma mengawasi sesuai arahan kepala tiyuh, katanya ‘dari sini ke sana’. Ukuran jalan dan pagu anggaran, saya tidak tahu. Pernah pihak kabupaten datang suruh pasang banner, saya sudah minta, katanya sudah dibuat, tapi sampai sekarang nggak ada,” ungkap Kapri.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pemerintah tiyuh maupun kabupaten memilih bungkam seribu bahasa. Tidak ada penjelasan resmi terkait sumber dana maupun pihak penanggung jawab.
Padahal, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 secara tegas mewajibkan setiap proyek fisik memasang papan informasi yang memuat jenis pekerjaan, lokasi, sumber dana, dan besaran anggaran. Raibnya papan informasi dalam proyek ini bukan sekadar kelalaian, tapi indikasi kuat dugaan pelanggaran prinsip transparansi anggaran, sekaligus membuka celah masuknya kepentingan politik.
Proyek jalan lingkungan ini kini menjadi misteri di mata warga. Satu pertanyaan besar menggantung di udara: siapa dalang di balik proyek ini, dan mengapa harus dikerjakan diam-diam?
