Proyek Gorong-Gorong PUPR Tubaba Disorot: Sawah Petani Tenggelam, Tanam Gagal Total!

Tulang Bawang Barat, LINGKARMERAH– Proyek gorong-gorong yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) tahun anggaran 2024, berubah menjadi mimpi buruk bagi petani. Bukannya memberi manfaat, justru membuat sawah mereka gagal tanam dan merugi besar.

Ironisnya, proyek bernilai uang rakyat ini dikerjakan tanpa papan informasi. Aliran irigasi yang seharusnya menjadi nyawa bagi sawah justru berubah bencana karena gorong-gorong dibuat terlalu dangkal. Akibatnya, air tersumbat dan sawah tergenang, bahkan di musim kemarau.

“Musim kemarau pun sawah tetap tenggelam. Kami tidak bisa menanam. Ada tiga lokasi gagal tanam. Kalau gorong-gorong dibuat lebih dalam, air pasti bisa jalan,” keluh seorang petani dengan wajah lesu.

 

 

 

Lebih parah lagi, warga sudah berulang kali melayangkan protes saat pembangunan berlangsung. Namun, suara mereka diabaikan. Bahkan, ada yang sempat bersitegang dengan operator alat berat di lapangan.

 

>“Saya rugi besar. Tidak bisa nanam padi. Proyek ini dari PU Tubaba, tapi siapa pemborongnya tidak jelas. Tidak ada papan proyek. Kami sudah kasih tahu, tapi tak digubris,” ujar petani lain dengan nada geram.

Kekecewaan itu semakin membuncah karena sawah merupakan satu-satunya sumber penghidupan warga. Jika gorong-gorong bermasalah, otomatis ribuan meter lahan pertanian mati sia-sia.

“Hidup kami dari sawah. Kalau air tidak bisa mengalir, bagaimana kami bisa bertahan? Pemerintah jangan tutup mata!” desak seorang petani.

Publik kini mencium bau ketidakberesan. Apakah proyek ini direncanakan asal-asalan tanpa kajian teknis? Atau justru ada permainan dalam pelaksanaannya? Pertanyaan ini menggantung di kepala para petani yang merasa dikhianati.

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Dinas PUPR Tubaba, Sadar, hanya menjawab singkat melalui WhatsApp.

“Pekerjaan base, pemasangan box sama talud. Pekerjaan swakelola ruas Sumber Rejo–Setia Bumi tahun anggaran 2024, program penyelenggaraan jalan/jembatan, sub kegiatan pembangunan/peningkatan/rekonstruksi, dan PPK Ir. Iwan Setiawan Balau,” tulisnya.

Jawaban normatif itu jelas tidak menjawab substansi persoalan: mengapa gorong-gorong justru menenggelamkan sawah rakyat?

Kini, mata masyarakat tertuju pada Pemkab Tubaba. Jika proyek bermasalah ini tidak segera ditinjau ulang, bukan hanya petani yang menjadi korban, tetapi juga wibawa pemerintah yang dipertaruhkan.

 

(Pedia HT/Imam)