Gedung Lama Terbengkalai, SMPN 10 Pagar Dewa Malah Bangun Lagi Tiga Gedung Baru: Ada Apa di Baliknya?

Tulang Bawang Barat, lingkarmerah.my.id – 18 Oktober 2025, Ironi dunia pendidikan kembali mencuat di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Di tengah dua gedung lama SMP Negeri 10 Pagar Dewa yang tampak terbengkalai dan dipenuhi semak belukar, kini justru berdiri proyek pembangunan tiga gedung baru serta rehabilitasi dua gedung lainnya. Pemandangan kontras ini menimbulkan pertanyaan tajam: untuk apa membangun lagi jika gedung lama saja dibiarkan rusak tanpa perawatan?

Pantauan tim media di lokasi menunjukkan dua bangunan lama tampak tak terurus. Rumput liar menjulang tinggi hingga menutupi dinding, cat bangunan mengelupas, bahkan beberapa bagian atap tampak nyaris roboh. Namun hanya beberapa meter dari situ, proyek pembangunan baru berjalan dengan aktivitas pekerja yang cukup padat.

Har, kepala tukang yang memimpin pekerjaan di lokasi, mengaku hanya menerima perintah langsung dari pihak sekolah tanpa mengetahui siapa pemborong resmi proyek tersebut.

“Saya cuma kepala tukang, tanggung jawab saya sama tukang dan kenek yang saya bawa. Ada empat tukang dan enam kenek. Upah tukang Rp140 ribu per hari, kenek Rp120 ribu. Biasanya Rp100 ribu, tapi karena jauh saya tambahin buat ganti minyak,”
ujar Har saat ditemui di area proyek.

Har juga mengungkap bahwa timnya mengerjakan tiga bangunan baru, salah satunya berukuran 4,5 x 7 meter, serta dua bangunan rehabilitasi yakni ruang laboratorium dan ruang Tata Usaha (TU).
Namun yang mengejutkan, ia menyebut pekerjaan itu langsung diperintahkan oleh kepala sekolah, tanpa mengetahui siapa pelaksana atau kontraktor resminya.

“Yang nyuruh saya kerja itu kepala sekolah. Kalau yang borong siapa, saya nggak tahu. Tapi saya dengar proyek ini dari pusat, langsung ke sekolah,” ungkapnya polos.

Sementara itu, Habib, salah satu pekerja lainnya, mengaku hanya buruh harian tanpa mengetahui struktur proyek secara jelas.

“Saya dibayar Rp100 ribu per hari. Kami cuma ngerjain bagian rangka baja atap. Kepala tukangnya katanya tinggal di Penumangan Baru,” tuturnya.

Fakta di lapangan ini memunculkan banyak kejanggalan. Sebuah proyek yang diklaim bersumber dari pusat, namun para pekerjanya bahkan tidak mengetahui siapa pihak pemborong atau pelaksana teknisnya. Lebih ironis lagi, dua gedung lama yang jelas masih bisa difungsikan dibiarkan lapuk, kumuh, dan tak berguna.

Kondisi ini menimbulkan dugaan adanya ketidakefisienan dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran pendidikan.tim media pun mulai bertanya-tanya: Apakah proyek pembangunan ini benar-benar untuk kebutuhan pendidikan? Ataukah hanya sekadar proyek rutin untuk menghabiskan anggaran?

Pembangunan yang seharusnya menjadi simbol kemajuan dunia pendidikan, kini justru terlihat seperti proyek formalitas tanpa perencanaan matang. Di tengah gedung lama yang membusuk dan dana publik yang seharusnya dikelola dengan bijak, publik berhak mempertanyakan:
ke mana arah pembangunan pendidikan di SMPN 10 Pagar Dewa sebenarnya?
(PD/imam).