Kandang Babi Dekat Pemukiman Muslim, Diduga Milik Oknum TNI – Warga Resah, Izin Dipertanyakan!

Tulang Bawang Barat, |LINGKAR MERAH —23 September 2025 – Warga di salah satu Tiyuh di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, digegerkan dengan keberadaan kandang babi yang lokasinya hanya berjarak sekitar 300 meter dari pemukiman penduduk. Lebih mencengangkan, kandang berisi 56 ekor babi itu diduga milik seorang oknum TNI berinisial YD.

Kandang terdiri dari delapan petak, dengan setiap ekor babi berusia dua bulan lebih. Harga jual yang tinggi, hampir Rp1 juta per ekor, disebut menjadi alasan usaha ini semakin digarap serius. “Kalau yang seperti ini, harganya hampir sejuta per ekor,” ujar penjaga kandang kepada wartawan.

Izin Abu-Abu, Tokoh Agama Tak Pernah Dilibatkan

Yang menimbulkan polemik adalah perizinan kandang tersebut. Penjaga hanya menyebut sudah “izin warga sekitar”, tanpa bisa menunjukkan dokumen resmi dari Dinas Peternakan. Lebih ironis, lokasi usaha berada di tengah lingkungan mayoritas Muslim. Informasi yang dihimpun, tidak ada persetujuan maupun musyawarah dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat sebelum kandang berkapasitas puluhan ekor itu beroperasi.

Fakta Lapangan Berbeda dengan Klaim Penjaga

Ketika ditanya soal potensi protes warga, penjaga bersikeras menolak adanya masalah. “Tidak ada masalah, ini jauh dari pemukiman,” tegasnya. Namun, hasil penelusuran di lapangan membuktikan sebaliknya: jarak kandang dengan rumah warga hanya sekitar 300 meter. Kondisi ini jelas berpotensi menimbulkan pencemaran bau, polusi lingkungan, serta ancaman kesehatan bagi masyarakat sekitar.

Oknum TNI Diduga Terlibat

Nama pemilik kandang pun akhirnya terungkap. Dari keterangan penjaga, usaha ternak babi tersebut milik seseorang berinisial YD, yang disebut-sebut merupakan anggota aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI). Fakta ini memicu pertanyaan serius: apakah anggota TNI boleh menjalankan usaha ternak yang menimbulkan keresahan sosial, apalagi di tengah mayoritas Muslim?

Warga Tunggu Tindakan Tegas

Hingga kini, warga menanti sikap tegas dari pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan institusi TNI terkait keberadaan kandang babi kontroversial ini. Legalitas, dampak lingkungan, hingga aspek sosial keagamaan menjadi titik sorotan utama.

Kasus ini masih terus bergulir. Bagaimana respons tokoh agama, pemerintah daerah, hingga pihak TNI? Publik menunggu jawaban.

 

(Pesia HT/Imama)